Aku Mencurigai Diriku
Bismillahirohmanirohiim.......
Betulkah aku telah menjalankannya lebih
dari sepenuh hati, atau aku selalu berpura-pura pada setiap jari jemari ku,
pada setiap desahan nafas dilafadzku, pada setiap lekukan tengkuk dilututku,
selalu kesertakan keikhlasan didalam menjalankannya, atau bahkan kulakukan agar orang
melirikku sebagai orang yang baik, hanya menginginkan “pencintraan diri”
kah aku, (si itu orangnya rajin sholat, si anu rajin ngaji, dia penghafal loh)
inginkah aku dipandang, kini aku mulai curiga pada diriku, pada niatku?
Kukatakan ikhlas setelah terjalankan, bukan pada saat baru ingin memulai, bukankah
ini yang dinamakan “ya sudah”, suatu kerelaan yang terlambat.
Aku mulai mencurigai diriku pada setiap ibadahku,
Kosongkah aku saat ayat ayat indah mulai mengalir terdengar
ditelinga. Kecewakah aku pada sikapku, ketika para saudaraku merana menapaki
tilas kehidupan, saat terdengar mereka meronta, dan aku hanya berpura pura
mencintai lewat lisan manisku.
Kulabuhkan wudhu ini untuk memulai kesucian, namun kemurnian didada ini
sesak tak terjaga. Ku katakan aku cinta mereka, namun cinta pada diri
sendiri masih yang utama, Ku katakan ini ukhuwah, bahkan kesulitan yang
mereka hadapi, aku tak sadar, bahkan tak ada untuknya. Sibuk mengurusi
dunia sendiri, kemapanan diri.
Pernah kudengar “jagalah dirimu dari api neraka” memang suatu yang
benar. Tapi tanpa sadar kutemukan ke egoisan pada diri ini, aku hanya
memikirkan ibadah ini untuk diriku.
Aku mulai mencurigai diriku pada setiap kata- kataku, mungkinkah aku lebih
munafik, dari sangkaanku kepada mereka, menyuruh tidak mencontohkan, melarang
tapi melanggar.
Kini aku tak lagi bermain dengan alam, alam tak lagi mengenali diriku,
semakin ku menua, semakin ada bisikan untuk mengejar dunia, melalui
pekerjaanku, terpandangnya diriku, atau jabatan disetiap lembaga yang
kusinggahi, “Amanah” namun kuanggap enteng sebuah amanah.
Aku mencurigai diriku, dulu semasa ku kanak aku menghafal dengan riang,
kini aku menghafal dengan target, entah tujuan dari target ini untuk apa
kedepannya nanti…? menjadi guru ? Atau ingin bergelar hafidz? Atau, entahlah.
Aku mencurigai diriku,
Ketika kusambangi cerita cinta, tanpa sadar timbul sebuah rasa, perasaan
yang halus bermakna dalam, memang aku menghijabi diriku, namun cinta ini
seringkali luntur bak goresan tinta dikanpas tertetes percikan hujan, aku
menodai cintaku, melunturkan semangat untuk terus bersamaMU, bersama melalui
nikmat rahmatMu.
Aku mencurigai diriku,
mungkinkah aku sering melabuhkan doa untuk ayah ibuku, mereka ibarat
tongkat kehidupan saat aku belajar melangkah sedikit demi sedikit, lupakah
aku saat mereka tak lagi bersama dihadapanku, saat kukatakan cinta mereka,
namun perangaiku mulai meremehkan keadaan mereka.
Hingga mereka menua, diri mereka mulai tergantikan, atau terlupa
mendoakan. Aku mencurigai diriku, dari awal niatku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar